Mata uang Pound Sterling (GBP) mengalami pelemahan signifikan dan mencapai titik terendah dalam dua pekan terakhir di posisi 1,3400 saat diperdagangkan melawan Dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi trading Eropa, Jumat kemarin. Pasangan mata uang GBP/USD telah mengalami penurunan berturut-turut selama lima hari perdagangan akibat menguatnya Dolar AS di tengah berkurangnya ekspektasi kebijakan dovish dari Federal Reserve Amerika menjelang rapat kebijakan September mendatang.
Indeks Dolar Amerika (DXY) yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang mayor dunia berhasil menyentuh puncak tertinggi dalam 10 hari terakhir di level 98,80 selama jam perdagangan Eropa.
Data dari CME FedWatch menunjukkan bahwa kemungkinan Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada September telah menurun drastis menjadi 73,3%, turun dari 85,4% yang tercatat minggu sebelumnya.
Harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar semakin berkurang menjelang sambutan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole Symposium yang dijadwalkan pukul 14:00 GMT (21:00 WIB). Powell diprediksi akan menegaskan kembali posisinya bahwa perubahan kebijakan moneter belum tepat dilakukan hingga bank sentral memperoleh kepastian penuh mengenai pengaruh tarif terhadap inflasi dan perekonomian.
“Mengingat masih banyak laporan inflasi dan ketenagakerjaan yang akan dirilis sebelum pertemuan September, Powell memiliki alasan kuat untuk bersikap sabar dan mempertahankan semua opsi kebijakan,” ungkap analis dari Saxo.
Di sisi lain, pernyataan Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid pada Kamis lalu juga mengindikasikan tidak adanya urgensi untuk menurunkan suku bunga mengingat inflasi masih berada di atas target bank sentral 2%. “Tidak ada alasan terburu-buru memangkas suku bunga karena angka inflasi kemungkinan lebih mendekati 3% ketimbang 2%, dan masih banyak tugas yang harus diselesaikan,” tegas Schmid sebagaimana dikutip Reuters. Perlu dicatat bahwa Schmid merupakan anggota voting dari Federal Open Market Committee (FOMC).
Ringkasan Faktor Penggerak Pasar: Pound Sterling Stabil Terhadap Mata Uang Mayor Lainnya
- Pound Sterling menunjukkan stabilitas dalam perdagangan terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat, menyusul publikasi data Purchasing Managers Index (PMI) S&P Global yang positif untuk Agustus pada hari sebelumnya.
- Data tersebut mengungkap bahwa PMI Komposit tumbuh lebih cepat dari perkiraan mencapai 53,0 didorong oleh ekspansi kuat aktivitas sektor jasa. Laporan juga mencatat bahwa bisnis baru kembali mengalami pertumbuhan pada Agustus setelah kontraksi ringan di Juli. Namun, berlanjutnya pemutusan hubungan kerja dan kenaikan tarif oleh sektor swasta untuk mengompensasi peningkatan biaya National Insurance (NI) tetap menjadi kekhawatiran utama bagi otoritas Bank of England (BoE).
- BoE dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan keputusan suku bunga dalam rapat kebijakan September mengingat lemahnya permintaan tenaga kerja dan meningkatnya tekanan inflasi.
- Pada rapat kebijakan terakhir, BoE memotong suku bunga 25 bp menjadi 4% dengan margin tipis, sambil mempertahankan panduan pelonggaran moneter yang “gradual dan berhati-hati”.
- Pekan ini, data Consumer Price Index (CPI) Inggris Juli menunjukkan inflasi headline dan inti tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi dengan angka 3,8% year-on-year.
- Dalam konteks global, ketidakpastian seputar gencatan senjata Rusia-Ukraina meningkat pasca serangan besar-besaran Moskow terhadap Kiev pada Kamis. Hal ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump mendorong kedua negara untuk bernegosiasi mengakhiri konflik yang telah berlangsung tiga tahun. “Saat ini, sinyal dari Rusia sangatlah tidak pantas,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagaimana dilansir Reuters.
- Awal pekan, Presiden Trump mengadakan pertemuan dengan Presiden Zelenskiy untuk membahas konsesi dalam penyelesaian perang Ukraina, setelah sebelumnya bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus.
Analisis Teknikal GBP/USD
Pound Sterling tergelincir mendekati level 1,3400 terhadap Dolar AS pada Jumat. Tren jangka pendek pasangan GBP/USD menjadi tidak menentu setelah menembus di bawah Exponential Moving Average (EMA) 20 hari yang berada di sekitar 1,3450.
Indikator Relative Strength Index (RSI) 14 hari bergerak turun menuju zona 40,00. Momentum bearish yang lebih kuat akan terbentuk apabila RSI berhasil menembus di bawah level tersebut.
Dari sisi support, level terendah 11 Agustus di 1,3400 akan menjadi zona dukungan utama. Sementara di sisi resistance, level tertinggi 1 Juli di sekitar 1,3790 akan berperan sebagai hambatan kunci.
Comment